Ayam Jago - Ayam adalah satu jenis binatang yang
mudah ditemukan. Di banyak tempat, tidak hanya di Yogya, kiranyanya di
kota-kota lain bisa juga ditemukan. Apalagi jenis ayam potong, bisa
dikatakan, hampir di semua tempat di wilayah Indonesia mudah sekali
ditemukan.
Orang sering membedakan antar jenis ayam. Setidaknya dikenal dua jenis kategori, ialah ayam potong dan ayam kampung. Kata kampung ini, untuk di Yogya sering diidentikan dengan ayam Jawa. Sehingga, tidak jarang sering terdengar perkataan: Ini ayam Jawa atau ayam potong?
Dari segi jenis kelamin, orang mengenal ayam betina dan ayam jantan. Yang betina sering disebut sebagai ayam babon (Jawa). Yang jantan sering disebut ayam jago (Jawa).
Khusus pada ayam jago masih bisa dilihat dari “alirah darah” mana ayam jago itu berasal, sehingga ada bermacam jenis sebutan ayam jago, misalnya ayam (jago) Bangkok dst. Ayam jago ada yang berfungsi untuk aduan, tapi ada juga yang tidak sekedar untuk dipelihara dan untuk “menemani” ayam betina.
Di Yogya khususnya dan di Jawa umumnya, mungkin juga ditempat-tempat lain, kiranya mudah sekali ditemukan kelompok orang yang gemar akan adu ayam. Rupanya, adu ayam ini sekaligus untuk judi. Artinya, orang yang terlibat adu ayam, baik pemilik ayam jago atau pemain, semua bertaruh untuk memilih salah satu ayam jagonya keluar sebagai pemenang. Pendeknya, masing-masing pemain memiliki “jagonya” sendiri, dan masing-masing saling berharap sekaligus yakin, “jagonya” akan menang.
Itulah ayam jago yang difungsikan sebagai aduan. Tampaknya, kreativitas orang untuk menggunakan makhluk hidup seperti ayam jago tidak melihat, kalau dalam bahasa manusia, “perasaan”. Barangkali orang sudah mempunyai anggapan (dan keyakinan) bahwa ayam (binatang) tidak memiliki perasaan, karena itu pendekatannya juga tidak dengan perasaan.
Namun biasnya, pemilik ayam jago aduan, mempunyai kecintaan merawat ayam jagonya. Merawat yang utama bukan untuk menjaga kelangsungan hidup ayam jagonya, tetapi lebih untuk “mempersiapkan” ayam jago tersebut masuk dalam arena pertarungan. Jadi, perawatan yang dilakukan lebih untuk mempersiapkan ayam jago masuk dalam proses “penderitaan”.
Ayam jago dan juga ayam pada umumnya, tidak memiliki daya terhadap dirinya sendiri, utamanya ketika berhubungan dengan manusia. Oleh manusia, kalau tidak dipakai aduan, khusus untuk ayam jago, bisa dipotong atau kalau tidak dijual (dan juga kemudian di potong).
Tetapi memang, makan sate ayam enak rasanya, apalagi ayam kampung. Itulah soalnya, ayam (kampung) selalu saja dicari untuk “dinikmati”.
source : tembi.org
Orang sering membedakan antar jenis ayam. Setidaknya dikenal dua jenis kategori, ialah ayam potong dan ayam kampung. Kata kampung ini, untuk di Yogya sering diidentikan dengan ayam Jawa. Sehingga, tidak jarang sering terdengar perkataan: Ini ayam Jawa atau ayam potong?
Dari segi jenis kelamin, orang mengenal ayam betina dan ayam jantan. Yang betina sering disebut sebagai ayam babon (Jawa). Yang jantan sering disebut ayam jago (Jawa).
Khusus pada ayam jago masih bisa dilihat dari “alirah darah” mana ayam jago itu berasal, sehingga ada bermacam jenis sebutan ayam jago, misalnya ayam (jago) Bangkok dst. Ayam jago ada yang berfungsi untuk aduan, tapi ada juga yang tidak sekedar untuk dipelihara dan untuk “menemani” ayam betina.
Di Yogya khususnya dan di Jawa umumnya, mungkin juga ditempat-tempat lain, kiranya mudah sekali ditemukan kelompok orang yang gemar akan adu ayam. Rupanya, adu ayam ini sekaligus untuk judi. Artinya, orang yang terlibat adu ayam, baik pemilik ayam jago atau pemain, semua bertaruh untuk memilih salah satu ayam jagonya keluar sebagai pemenang. Pendeknya, masing-masing pemain memiliki “jagonya” sendiri, dan masing-masing saling berharap sekaligus yakin, “jagonya” akan menang.
Itulah ayam jago yang difungsikan sebagai aduan. Tampaknya, kreativitas orang untuk menggunakan makhluk hidup seperti ayam jago tidak melihat, kalau dalam bahasa manusia, “perasaan”. Barangkali orang sudah mempunyai anggapan (dan keyakinan) bahwa ayam (binatang) tidak memiliki perasaan, karena itu pendekatannya juga tidak dengan perasaan.
Namun biasnya, pemilik ayam jago aduan, mempunyai kecintaan merawat ayam jagonya. Merawat yang utama bukan untuk menjaga kelangsungan hidup ayam jagonya, tetapi lebih untuk “mempersiapkan” ayam jago tersebut masuk dalam arena pertarungan. Jadi, perawatan yang dilakukan lebih untuk mempersiapkan ayam jago masuk dalam proses “penderitaan”.
Ayam jago dan juga ayam pada umumnya, tidak memiliki daya terhadap dirinya sendiri, utamanya ketika berhubungan dengan manusia. Oleh manusia, kalau tidak dipakai aduan, khusus untuk ayam jago, bisa dipotong atau kalau tidak dijual (dan juga kemudian di potong).
Tetapi memang, makan sate ayam enak rasanya, apalagi ayam kampung. Itulah soalnya, ayam (kampung) selalu saja dicari untuk “dinikmati”.
source : tembi.org
~ OBAT PERANGSANG WANITA
ReplyDelete~ OBAT PERANGSANG BLUE WIZARD
~ OBAT PERANGSANG SERBUK
~ PARFUM PERANGSANG WANITA
~ OBAT PERANGSANG SEX DROP
~ OBAT TAMBAH GAIRAH
~ PEMBESAR PENIS VIMAX OIL
~ OBAT KUAT OLES
~ KONDOM SILIKON GETAR
~ KONDOM SAMBUNG JUMBO
~ KONDOM LELE BERDURI
~ KONDOM ROKET BERDURI
~ KONDOM SAMBUNG SILIKON
~ KONDOM SILIKON BEROTOT
~ VIBRATOR KONDOM GETAR
~ KONDOM BELALAI GAJAH SILIKON
~ KONDOM MUTIARA BERDURI
~ RING GETAR SILIKON
~ RING PENGGELI
~ PENIS IKAT PINGGANG
~ OBAT KUAT CREAM
~ VIMAX ASLI
~ PERAPAT VAGINA TONGKAT AJAIB